Connect with us

Bisnis

Agar Tercapai Pemulihan Ekonomi di 2021, Kadin Minta Pemerintah Prioritaskan Dua Sektor Ini

Sektor Manufaktur di Indonesia banyak menyerap tenaga kerja yang perlu diprioritas pemeribtah.

Meski di tengah pandemi Covid-19, Indonesia harus lebih konsisten melakukan pembenahan terhadap kualitas dan kuantitas skill tenaga kerja.

BISNISRVIEW.COM – Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan untuk mendorong investasi yang berkualitas sehingga bisa menjadi stimulus pemulihan ekonomi pada 2021, maka Kadin meminta agar pemerintah memprioritas sektor manufaktur dan sektor infrastruktur.

“Maka itu saya minta pemerintah bersama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk mendorong sekor manufaktur dan sektor infrastruktur,” pinta Shinta.

Hal ini, menurut dia, dapat sejalan dengan karakter investasi sektor manufaktur yang padat karya atau banyak menyerap tenaga kerja.

“Namun, ekosistem sektor manufaktur harus disokong dengan teknologi industri yang lebih efisien. Dus, produktifitas dan pengintegrasikan di Indonesia bisa memenuhi pasukan global, dampaknya ekspor pun terdongkrak,” jelasnya.

Pemerintah diminta prioritaskan Sektor Infrastruktur Komunikasi dan Informasi.

Sementara  sektor infrastruktur, lanjut Shinta,  pemerintah juga memprioritaskannya, utamya. berinvestasi di sektor infrastruktur informasi dan komunikasi, mulai dari hardware jaringan telekomunikasi hingga ke software.

“Karena kebutuhan investasi di sektor ini akan meningkat secara cepat di tahun depan seiring dengan booming-nya digitalisasi ekonomi. Sektor lainnya lagi adalah green investment atau investasi yang membantu Indonesia untuk menjawab requirement pasar global yg lebih tinggi terhadap standar sustainability,” ujar Shinta.

Di sisi lain, Shinta mengatakan tidak kalah penting Indonesia harus lebih konsisten melakukan pembenahan terhadap kualitas dan kuantitas skill tenaga kerja. Sebab investasi pasca pandemi akan semakin padat modal dan semakin membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan sesuai kebutuhan dunia usaha.

“Jadi, reformasi struktural, khususnya di sisi skill pekerja juga harus dilakukan dengan konsisten. Kalau tidak, penerimaan investasi tidak memberikan dampak yang kita harapkan terhadap penciptaan lapangan kerja,” ujar Shinta. (BR/Arum)

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Bisnis