Bisnis
Balik Arah, Siang Ini Rupiah Berada di Zona Merah, Bisnisreview Memprediksi Rupiah Melemah Hingga Pekan Depan
BISNISREVIEW.COM – Nilai tukar rupiah Jumat (21/8/2020) dibuka pagi tadi perkasa di hadapan hampir semua mata uang regional dan global. Bergerak di kisaran level Rp14.700-an per dolar AS, rupiah menjelma sebagai mata uang Asia paling kuat melawan dolar AS.
RTI mencatat, sampai dengan pukul 10.10 WIB, rupiah terapresiasi 0,26% ke level Rp14.766 per dolar AS. Beberapa saat sebelumnya rupiah terbang hingga ke level tertinggi di angka Rp14.745 per dolar AS. Tiga mata uang global lainnya juga tunduk kepada rupiah, yaitu dolar Australia (0,18%), euro (0,18%), dan poundsterling (0,16%).
Namun siang ini, data RTI Business menunjukan Rupiah berbalik arah, karena mengalami tren negatif sehingga melemah di kisaran Rp14.800 atau 0,63%. Redaksi Bisnisreview.Com memprediksikan rupiah akan melemah hingga pekan depan.
Kinerja rupiah di antara mata uang Benua Kuning juga patut diacungi jempol. Sebagai yang terbaik di Asia, rupiah menguat terhadap ringgit (0,39%), baht (0,28%), dolar Hong Kong (0,26%), dolar Taiwan (0,26%), dolar Singapura (0,25%), won (0,24%), yuan (0,14%), dan yen (0,14%).
Sebagai catatan, dalam beberapa hari terakhir rupiah bergerak tertekan di hadapan dolar AS. RTI mencatat, rupiah terkoreksi sedalam -0,37% dalam sepekan atau setara dengan -1,14% dalam sebulan terakhir. Meski begitu, optimisme rupiah untuk menguat masih ada sehingga tidak perlu terlalu khawatir.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menilai pelemahan nilai tukar rupiah yang sempat berada di atas Rp14.800 hanya bersifat sementara. Menurutnya, ada sejumlah faktor yang mendasari hal tersebut, seperti kekhawatiran gelombang kedua Covid-19, prospek pemulihan ekonomi, dan tensi hubungan AS-China.
Meskipun begitu, Perry optimis bahwa rupiah akan kembali menguat. Terlebih lagi, level fundamental rupiah masih undervalued.
“Kalau diukur faktor fundamental, inflasi akhir tahun ini rendah di batas bahwa kisaran sasaran. Inflasi akhir tahun ini mengarah ke 2%. Kalau inflasi rendah, nilai tukar (rupiah) menguat,” tegas Perry secara virtual pada Rabu, 19 Agustus 2020.(Arum)