Bisnis
Bersama Sejumlah Mata Uang di Asia, Rupiah Ditutup Melemah di Level Rp16.291
BISNISREVIEW.COM – Nilai tukar rupiah spot ditutup pada level Rp 16.291 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (11/6/2024), melemah 0,05% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 16.283 per dolar AS.
Mayoritas mata uang di Asia melemah terhadap dolar AS. Dolar Taiwan mencatat pelemahan terdalam yakni 0,44%, disusul yen Jepang yang melemah 0,18%, won Korea melemah 0,14%, yuan China melemah 0,09%, rupiah melemah 0,05%, rupee India melemah 0,04%, baht Thailand melemah 0,04% terhadap dolar AS.
Dolar Singapura stagnan. Sedangkan mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS sore ini. Pesso Filipina menguat 0,15%, ringgit Malaysia menguat 0,06% dan dolar Hong Kong menguat 0,05% terhadap dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di 105,17, naik dari sehari sebelumnya yang ada di 105,15.
Baca Juga: Bersama Moyorotas Mata Uang Asia, Rupiah Menguat ke Level Rp16.285
Sejumlah pejabat The Fed telah memperingatkan bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dalam menghadapi inflasi yang tinggi dan kekuatan pasar tenaga kerja. Data non-farm payrolls yang kuat pada Jumat lalu, 7 Juni 2024, kata Ibrahim, memperkuat gagasan ini.
Sebelum keputusan Fed pada Rabu, 12 Juni 2024, data inflasi indeks harga konsumen utama pekan ini diperkirakan menunjukkan inflasi tetap jauh di atas target tahunan The Fed, yakni 2 persen pada bulan Mei.
Dari dalam negeri, utang jatuh tempo pemerintah pada tahun 2025 mendatang mencapai Rp800,33 triliun. Meski utang jatuh tempo yang cukup besar kerap menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran, namun utang tersebut tetap dalam koridor aman dengan beberapa catatan. “Misalnya, asalkan negara tetap kredibel, persepsi terhadap APBN baik, serta kebijakan fiskal ekonomi hingga politik tetap stabil.”
Sebelumnya, Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah yang jatuh tempo pada 2025 sebesar Rp800,33 triliun. Jumlah ini terdiri atas Surat Berharga Negara (SBN) jatuh tempo senilai Rp705,5 triliun dan pinjaman jatuh tempo sebesar Rp94,83 triliun. (BR/Arum)