Connect with us

Bisnis

Dolar Tertekan, Rupiah Melanjutkan Penguatan di Posisi Rp14.721

Rupiah menguat terhadap dolar AS

BISNISREVIEW.COM – Nilai tukar rupiah diprediksi melanjutkan penguatan pada perdagangan Jumat (12/5/2023) di tengah tertekannya dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah menjadi mata uang yang paling perkasa di Asia, di saat mata uang lainnya melemah terhadap dolar AS.

Rupiah dibuka berada di posisi Rp14.715 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Kamis (11/5/2023) pagi. Mata uang Garuda menguat 17 poin atau 0,12 persen dari posisi sebelumnya.

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis, (11/5/2023) pukul 15.01 WIB, rupiah ditutup menguat 10,5 poin atau 0,07 persen ke Rp14.721 per dolar AS.

Di lain sisi, mayoritas mata uang Asia mengalami pelemahan terhadap dolar AS seperti baht Thailand yang melemah 0,28 persen, yuan China melemah 0,11 persen, dan dolar Singapura melemah 0,23 persen.

Selain itu, ada rupee India yang melemah 0,12 persen, peso Filipina melemah 0,13 persen, won Korea melemah 0,08 persen, dan yen Jepang melemah 0,14 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan hari ini rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif tetapi berpotensi ditutup menguat.

“Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp14.690-Rp14.760,” ujar Ibrahim dalam riset.

Sepanjang perdagangan kemarin, dolar AS naik lebih tinggi atau pulih setelah kerugian pada malam sebelumnya, sementara sterling tetap mendekati tertinggi baru-baru ini menjelang pertemuan penetapan kebijakan terbaru Bank of England.

“Bank of England akan mengumumkan kenaikan suku bunga ke-12 berturut-turut pada pertemuan kebijakannya nanti di sesi ini karena mengatasi inflasi utama dalam dua digit, inflasi tertinggi dari ekonomi maju besar mana pun,” katanya.

Sebelumnya, pembuat kebijakan ECB Prancis, Francois Villeroy de Galhau mengatakan pada Rabu, (10/5/2023) bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut akan lebih marjinal, menambahkan dampak masa depan dari kenaikan suku bunga di masa lalu.

Keuntungan sebelumnya mendingin setelah data dari China sebagai mitra dagang utama menunjukkan harga konsumen naik pada kecepatan yang lebih lambat, memberikan bukti lebih lanjut dari permintaan domestik yang lemah.

Dari dalam negeri, pelaku pasar merespon positif terhadap pernyataan dari gubernur Bank Indonesia (BI) yang menegaskan bahwa perbankan Indonesia cukup kuat menghadapi berbagai tekanan, seperti dampak penutupan sejumlah bank di Amerika Serikat maupun kondisi pasar keuangan global.

Stabilitas sistem keuangan Indonesia pada 2022 hingga Maret 2023 menunjukkan ketahanan yang kuat dan mampu menyediakan kredit dan pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional. (BR/Arum)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Bisnis