Gayahidup
Gila! Seorang Pengemis di Jawa Timur Berpenghasilan Perbulan Lebih dari Gaji Manajer

Keluarga itu sudah dua bulan berada di Kota Batu. Ia berencana pulang ke Kabupaten Situbondo sepekan setelah Lebaran.
BISNISREVIEW.COM – Inilah fakta seputar orang yang bekerja sebagai pengemis, berdasarkan pengakuan seorang pengemis berinisial T.
T hanya mengandalkan kekurangannya yang tak memiliki tangan yang sempurna untuk belas kasihan.
Namun kekurangannya itu yang membuat orang-orang merasa kasihan dan memberi uang padanya.
T mengaku mendapatkan penghasilan rata-rata Rp 600 ribu per hari. Jika dijumlahkan, dalam sebulan bisa mendapatkan Rp 18 juta!
Hal itu terjadi di luar dugaan. Tak menyangka seorang pengemis di Kota Batu, Malang, Jawa Timur itu berpenghasilan setara atau bahkan melebihi gaji manajer-manajer perusahaan yang ada di kota Malang.
Orang yang berinisial T, yang sering mangkal di depan Pom Bensin, Jalan Pangeran Diponegoro, Kota Batu. Jika sedang ramai, ia bisa mendapatkan hingga Rp 1 juta lebih per hari.
Namun jika sedang sepi, ia hanya mendapatkan rata-rata Rp 300 ribu per hari. Saat ditemui di lokasi, T mengaku berasal dari Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.
“Kota Batu adalah lahan basah untuk meminta-minta,” kata T, Minggu (9/5/2021).
T adalah difabel.
Ia menggunakan kakinya untuk beraktivitas seperti makan dan minum.
Ia dibantu oleh seorang rekan yang menjemput dan mengantar dirinya pulang ke rumah kos-kosan di kawasan Kauman, Kota Batu.
Dikatakannya, harga sewa kamar kos adalah Rp 500 ribu per bulan.
“Saya sudah lima tahun di Kota Batu. Saya mangkal di Karangploso dulu, tapi penghasilannya sedikit, jadi pindah ke Kota Batu,” katanya.
Dari penghasilannya itu, T telah membangun sebuah rumah di kampung halamannya.
Ia juga memiliki sepeda motor yang dikendarai oleh orang lain untuk menjemput dan mengantarkannya.
Seorang warga sekitar yang tidak ingin disebutkan namanya menguatkan apa yang diceritakan T.
Dalam sehari, T mendapatkan rata-rata Rp 600 ribu.
Bahan warga ini sering melihat T dan rekannya yang menjemput menghitung pendapatan hasil mengemis.
“Sering mendapat sejuta, Rp 400 ribu. Paling sedikit Rp 300 ribu, yang paling sering Rp 600 per hari. Apalagi kalau ada orang Tionghoa, sekali ngasil bisa sampai RP 300 ribu,” paparnya.
Dikatakannya, T pernah memiliki sepeda motor Honda Beat. Lalu dijual dan berganti menjadi Honda Vario terbaru. T mangkal di depan pom bensin sejak sore hingga malam hari.
“Kadang-kadang pulang pukul 18.30 WIB. Kalau bulan Ramadan pulangnya agak malam sedikit, pukul 20.00 WIB,” paparnya.
Menjelang Ramadan, Kota Batu banyak diserbu oleh para pengemis. Para pengemis ini kebanyakan berasal dari luar kota.
Sebelumnya, TribunJatim.com melaporkan ada satu orang keluarga pengemis yang mangkal di perempatan BCA. HA asal Kabupaten Situbondo, mengajak istrinya yang sedang sakit.
Istrinya, yang tidak mau menyebutkan nama, duduk bersila dengan telapak kaki diperban pada bagian kanan.
Keluarga itu sudah dua bulan berada di Kota Batu. Ia berencana pulang ke Kabupaten Situbondo sepekan setelah Lebaran. “Setelah Lebaran ketupat pulang ke Situbondo,” kata HA. (BR/Arum/Red)
