Connect with us

Bisnis

Harga Sejumlah Kebutuhan Pokok di Sumut Melonjak, Ekonom: Itu Hal yang Lumrah Terjadi

Foto Ilustrasi

BISNISREVIEW.COM – Usai libur panjang Isra Mikraj dan Imlek di akhir minggu lalu, harga sejumlah kebutuhan pokok seperti cabai dan daging ayam di Sumatra Utara (Sumut) mulai bergerak naik.

Ekonom asal Universitas Islam Sumatra Utara (UISU) Benjamin Gunawan menilai kenaikan harga komoditas seperti cabai merah keriting pada musim liburan adalah hal yang lumrah terjadi.

Hal itu menurutnya, lebih disebabkan oleh menipisnya pasokan akibat permintaan yang membludak saat musim liburan. Gunawan menilai masih ada kemungkinan harga cabai di tingkat pedagang di pasar akan turun di awal pekan ini seiring menurunnya permintaan.

Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Mayoritas Harga Komoditas Pangan Turun

“Tren kenaikan harga cabai juga daging ayam sejatinya terjadi pada hari libur panjang akhir pekan kemarin yang bertepatan dengan libur Isra Mikraj dan Imlek. Sehingga harga cabai punya peluang untuk turun harga pada perdagangan di pekan ini. Harga cabai punya pola pergerakan yang seperti itu (kerap naik) di awal pekan,” ujar Gunawan, Senin (12/2/2024).

Di Kota Medan, misalnya, dari pantauan di laman PIHPS (Pusat Informasi Harga Pangan Strategis), cabai merah keriting yang pada 7 Februari 2024 kemarin harganya masih berkisar Rp36.600 per kilogram di pasaran, hari ini (12/2/2024) melonjak jadi Rp44.700 per kilogram.

Begitupun dengan daging ayam yang pekan lalu masih dijual pedagang di Kota Medan seharga Rp31.000 per kilogram, saat ini harganya sudah mencapai Rp34.200 per kilogram.

Lain halnnya dengan harga daging ayam yang diperkirakan Gunawan masih akan bergejolak. Dari laman PIHPS, harga rata-rata daging ayam di pasar tradisional saat ini Rp34.200 per kilogram.

Namun dari temuan di lapangan, kata Gunawan, beberapa pedagang di pasar tradisional di Kota Medan ada yang menjual daging ayam di level Rp35.000 per kg.

Kenaikan harga daging ayam ini bukan sepenuhnya didorong oleh kenaikan permintaan yang naik tajam. Namun lebih dikarenakan oleh kenaikan harga input produksi seperti pakan ternak (jagung).(BR/Arum)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Bisnis