Connect with us

Bisnis

IHSG Melemah, Wall Street dan Harga Batubara Biangkeroknya

Foto Ilustrasi

BISNISREVIEW.COM ­– Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini Kamis (26/01/23) dibuka melemah. Sentimen global ramai pengaruhi IHSG.

IHSG dibuka turun tipis 0,06% menjadi 6.825,73 pada pukul 09.01. Namun lima menit setelah perdagangan dibuka indeks berbalik arah naik 0,14%.

Sebanyak 127 saham melemah, 207 saham menguat dan 232 saham stagnan. Nilai perdagangan tercatat Rp 545 miliar dengan melibatkan lebih dari 2,21 miliar saham.

Direktur Eksekutif Moluccas Economic Reform Institute (Moeri), Tamat R. Talaohu mengatakan penyebab IHSG melemah adalah sentimen negatif berasal dari Wall Street yang ditutup melemah. Nasdaq dan indeks S&P 500 mengakhiri perdagangan di zona merah setelah rilis kinerja dan laporan keuangan perusahaan yang suram. Hanya Dow Jones yang menguat.

Baca Juga: Baca Juga: https://bisnisreview.com/indeks-harga-konsumen-singapura-naik-di-atas-ekspektasi-sejumlah-analis/

“Selain wall street, harga batubara juga terus ambrol di kisaran US$ 250 per ton. Harganya melandai ke level terendah selama sembilan bulan terakhir. Tentunya berdampak kepada pergerakan emiten batu bara yang juga menjadi emiten jumbo di IHSG,” jelas Talaohu kepada bisnisreview.com, Kamis (26/1/2023).

Bayan Resources terpantau turun 0,8%, Adaro Energy melandai 2,56% dan Indo Tambang Raya melemah 2,81%.

Menurut Talaohu, penurunan IHSG kali ini menjadi seri lanjutan dari perdagangan kemarin. “Meski melemah, dalam lima hari perdagangan mingguan apresiasi IHSG terdorong naik menjadi 0,92% (week to date). Dengan begitu, IHSG masih menorehkan kinerja positif mingguan,” ulasnya.

Ia memprediksi IHSG kembali ditutup terkoreksi 0,5% ke 6,829 dan masih didominasi oleh tekanan jual. Saat ini posisi IHSG diperkirakan sedang berada di awal wave dari wave C, sehingga IHSG masih rawan terkoreksi untuk menguji 6.691-6.773 terlebih dahulu, meskipun menguat diperkirakan akan cenderung terbatas untuk uji 6.840-6.850.

“IHSG kembali ditutup terkoreksi dan masih didominasi oleh tekanan jual. Saat ini posisi IHSG diperkirakan sedang berada di awal wave dari wave C, sehingga IHSG masih rawan terkoreksi untuk menguji 6.691-6.773 terlebih dahulu, meskipun menguat diperkirakan akan cenderung terbatas untuk uji 6.840-6.850,” paparnya.

Lebih lanjut, Talaohu menandaskan, dalam teori ekonomi, naik turunnya harga saham merupakan sesuatu yang lumrah karena hal itu digerakkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan.

“Jika permintaan tinggi maka harga akan naik, sebaliknya jika penawaran tinggi harga akan turun. Secara umum ada beberapa faktor yang memengaruhi naik turun harga saham suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut diklasifikasikan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam perusahaan. Sementara faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar perusahaan,” paparnya.(BR/Arum)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Bisnis