Connect with us

Bisnis

IKN Buka Peluang Ekonomi RI Tumbuh 8%, Ini Kata Paul Romer Peraih Nobel 


BISNISREVIEW.COM — Peraih Nobel di Bidang Ekonomi, yang juga merupakan ekonom senior di Amerika Serikat, Paul Romer menganggap, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang getol dilakukan Presiden Joko Widodo dapat menjadi pintu untuk mendukung pertumbuhan ekonomi RI lebih tinggi dari 5%, bahkan bisa 8% sesuai target Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Ia menganggap, salah satu kunci pendorong utama pertumbuhan ekonomi yang cepat ialah melalui fokus kebijakan pemerintah dalam melaksanakan urbanisasi. Tanpa urbanisasi atau pembangunan kota-kota besar yang tersebar pada suatu wilayah negara, menurutnya akan sulit untuk penciptaan lapangan kerja formal, hingga modernisasi.

“Anda tidak dapat mempercepat pertumbuhan hanya dengan memberitahu bank sentral untuk memangkas suku bunga. Saya pikir Anda dapat mempercepat pertumbuhan dengan melakukan hal-hal seperti berinvestasi dalam urbanisasi yang cepat,” kata Paul Romer dalam Program Power Lunch CNBC Indonesia dikutip Kamis (12/9/2024).

Paul Romer mengatakan, China merupakan salah satu negara yang terbukti sukses melakukan urbanisasi, hingga akhirnya pertumbuhan ekonominya mampu tumbuh cepat pada beberapa tahun sebelum Pandemi Covid-19. Bahkan pada 2021, atau saat masih merebaknya Pandemi Covid-19, China masih mampu menikmati pertumbuhan ekonomi 8,1%.

“Jika Anda melihat tahun-tahun pertumbuhan yang sangat cepat di Tiongkok, jutaan, puluhan juta orang dapat pindah ke kota-kota yang tumbuh sangat cepat. Orang-orang bisa mendapatkan pekerjaan sektor formal pertama mereka. Orang-orang dari daerah pedesaan dapat merasakan lingkungan kota yang modern,” tutur Paul.

Oleh sebab itu, Paul menganggap tepat bila pemerintah Indonesia berani mengambil keputusan untuk membangun Ibu Kota baru di wilayah Kalimantan itu. Ia mengaku terkesan bahwa pemerintah memiliki komitmen yang kuat untuk membangun IKN beberapa tahun terakhir. IKN dibangun sejak 2021.

“Inilah yang diajarkan pengalaman dari Singapura kepada kita, bahwa urbanisasi yang sukses akan terbayar sendiri karena keuntungan dari nilai tanah di kota dapat digunakan untuk membiayai semua kegiatan yang harus dilakukan pemerintah. Jadi ketika saya melihat ke depan, saya berpikir ya ini bagus,” ujar Paul.

Kendati begitu, Paul menekankan, tidak cukup bila pemerintah hanya fokus membangun IKN saja sebagai mega proyek urbanisasi. Ia menuturkan, perlu komitmen yang lebih kuat untuk membuat urbanisasi merata di setiap pulau Indonesia. Tanpa urbanisasi ia anggap sulit untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dari 5% seperti saat ini.

“Anda akan membutuhkan ruang untuk, jika Anda meningkatkan urbanisasi dari 60% menjadi 80%, Anda akan membutuhkan ruang untuk 50 juta lebih penduduk Indonesia di daerah perkotaan. Jadi saya senang mereka mulai, tetapi jangan berhenti dengan yang pertama,” kata Paul Romer.

Paul memberikan penekanan serius, bahwa pembangunan IKN jangan hanya difokuskan sebagai kota pemerintah. Menurutnya, jika urbanisasi atau pembangunan pusat-pusat kota modern hanya difokuskan untuk kota pemerintahan, tidak akan membuat pembangunannya memberikan efek berganda pada pertumbuhan ekonomi.

“Tapi saya terkesan dengan cara mereka (pemerintah Indonesia) menganggap ini seperti Shenzhen di China, yang bisa menjadi lebih besar, bisa menampung dua juta orang dan mungkin lebih. Bisa jadi pusat teknologi. Jadi, ini bukan sekadar daerah kantong pemerintahan. Bisa jadi kota yang layak,” tegas Paul.(Red)

*Sumber berita : CNBC Indonesia 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Bisnis