Bisnis
Rupiah Kembali Melemah Setelah Menguat Dua Hari Beruntun
BISNISREVIEW.COM – Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Kamis (2/3/2023) setelah sebelumnya menguat dua hari beruntun.
Tekanan datang dari yield obligasi AS (Treasury) tenor 10 tahun yang terus menanjak hingga ke atas 4%. Kenaikan tersebut berisiko memicu capital outflow dari pasar obligasi dalam negeri yang tentunya bisa memberikan tekanan bagi rupiah.
Melansir data Refintiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,16% ke Rp 15.255/US$.
Semakin tinggi yield Treasury maka risiko capital outflow semakin besar. Terbukti, sepanjang Februari hingga tanggal 27 aliran modal keluar mencapai Rp 6 triliun. Padahal pada Januari terjadi inflow nyaris Rp 50 triliun.
Sementara itu rupiah kemarin sukses menguat dua hari beruntun setelah mendapat sentimen positif dari dalam dan luar negeri. Sektor manufaktur Indonesia yang masih menunjukkan ekspansi moderat serta inflasi yang terjaga menjadi sentimen positif bagi rupiah.
Namun, ada beberapa catatan positif dari rilis tersebut. Permintaan dari dalam negeri dilaporkan semakin membaik yang membuat sektor manufaktur terus berkespansi secara moderat. Kemudian masalah rantai pasokan mulai teratasi serta tekanan inflasi mereda.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan rupiah dibuka berfluktuatif pada perdagangan Kamis. Namun, ditutup menguat pada rentang Rp15.210-Rp15.260 per dolar AS.
“Rupiah berpeluang menguat terimbas positif pembukaan kembali aktivitas perekonomian di China,” jelasnya dalam keterangan resmi. (BR/Arum)