Connect with us

Bisnis

Rupiah Melanjutkan Penguatan Di Tengah Pertumbuhan Ekonomi AS yang Melambat

Rupiah menguat terhadap dolar AS

BISNISREVIEW.COM – Rupiah berpeluang melanjutkan penguatan pada perdagangan Jumat (28/4/2023) di tengah pelemahan indeks dolar AS akibat rilis lemahnya data ekonomi.

Rupiah pada Jumat pagi naik 13 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp14.694 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.707 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis, (27/4/2023) rupiah terpantau menguat 129,5 poin atau 0,87 persen ke Rp14.706 per dolar AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan besok kemungkinan rupiah akan dibuka fluktuatif namun ditutup menguat.

“Dalam penutupan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 129 poin, walaupun sebelumnya sempat menguat 130 poin di level Rp14.706 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.836,” ujar Ibrahim dalam riset.

Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim menyampaikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.670 hingga Rp14.740 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan kemarin, dolar AS melemah menjelang rilis data pertumbuhan utama AS, di tengah kekhawatiran atas risiko penularan perbankan, ekonomi yang melambat, dan kebuntuan plafon utang.

“Dolar terus turun hari ini, dengan suasana seputar mata uang yang tidak tertolong oleh kepercayaan deposan yang tampaknya terkuras dari First Republic Bank setelah mengungkapkan US$100 miliar penarikan pelanggan bulan lalu,” ujarnya.

Kekhawatiran bahwa pengurangan pinjaman akan menghambat aktivitas ekonomi lebih lanjut menambah tanda-tanda bahwa pertumbuhan ekonomi AS sudah melambat sebagai akibat dari pengetatan moneter agresif Federal Reserve untuk memerangi inflasi yang melonjak.

Ekonomi Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih rendah dari perkiraan pada kuartal I/2023 karena percepatan belanja konsumen diimbangi oleh pengurangan investasi.

Dilansir dari Reuters pada Kamis (27/3/2023), Departemen Perdagangan AS melaporkan produk domestik bruto (PDB) naik 1,1 persen pada kuartal I/2023 dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Pertumbuhan ini berada di bawah ekspektasi ekonom dalam survei Reuters sebesar 2 persen dan turun dari 2,6 persen pada kuartal IV/2022.

Penguatan rupiah seiring dengan sejumlah mata uang Asia lainnya seperti baht Thailand yang menguat 0,04 persen, yuan China menguat 0,08 persen, dan rupee India menguat 0,08 persen.

Sementara itu, mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS yakni ringgit Malaysia yang melemah 0,02 persen, peso Filipina melemah 0,18 persen, won Korea melemah 0,10 persen, dan yen Jepang yang melemah 0,13 persen.

Aliran masuk modal asing ke investasi portofolio terus berlanjut pada April 2023 yang hingga 14 April 2023 mencatat net inflows 1,2 miliar dolar AS.

Selain itu, perekonomian domestik pada 2023 kemungkinan akan tumbuh ke atas pada proyeksi BI dalam rentang 4,5 persen (year on year/yoy) sampai 5,3 persen (yoy) atau tepatnya kemungkinan sekitar 5,1 persen (yoy). (BR/Arum)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Bisnis