Connect with us

Bisnis

PATUNA Travel Gelar Manasik dan Pemantapan Program Haji “Menata Hati Dengan Berhaji”

Bisnisreview.com, Jakarta — PATUNA Travel gelar kegiatan Manasik dan Pemantapan Program Haji Patuna dengan tema ” Menata Hati Dengan Berhaji” Bertempat di The Tribrata Darmawangsa Jakarta Minggu ( 5/2/2023).

Walau diketahui Kementerian Agama Republik Indonesia sampai saat ini belum juga mengeluarkan KMAnya. Kendati demikian orang nomor satu di PATUNA Travel tersebut tidak akan kehilangan waktu dan tidak akan menyulitkan calon jamaahnya.

“Alhamdulillah hari ini kita selenggarakan manasik dan penetapan paket bagi jamaah yang akan berangkat haji pada musim haji tahun 1444 Hijriah atau 2023 tahun ini. Walau secara resmi Keputusan Menteri Agama (KMA) belum keluar,” ungkap Drs. H. Syam Resfiadi Direktur Utama PATUNA Travel yang juga sebagai Ketua Umum Sarikat Penyelenggaraan Umroh  Haji Indonesia (SAPUHI) kepada awak media di Jakarta Minggu (5/2/2023).

Syam menjelaskan, bahwa ada warning atau peringatan – peringatan dari Departemen Agama (Depag) tentang kuota atau nama – nama yang sudah bisa diberangkatkan pada tahun 2023 ini. Namun dirinya tetap harus mengumumkan kepada para jamaah untuk pelunasan tahap kedua setoran ke Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)nya.

“Kami tidak mau kehilangan waktu. Dan tidak mau menyulitkan jamaah, karena dadakan harus bayar pelunasan ke BPKHnya. Kan gak mungkin juga jamaah seperti itu,” ucapnya.

Menurut Syam dibutuhkan waktu untuk penyesuaian para jamaah yang akan diberangkatkan. Karena untuk memenuhi pelunasan, keuangan para jamaah berbeda – beda. Mungkin ada yang dananya didepositokan, dan mungkin juga ada dana lain lain yang diinvestasikan. Sehingga dirinya memberi ruang waktu untuk penyelesaian pelunasan tersebut,” tuturnya.

Dikatakan Syam untuk tahun ini Kemenag mempercayai Patuna Travel dengan Kuota haji sebanyak 579 kuota murninya. Oleh karena itu Patuna Travel harus mempersiapkan dan mengumumkan kepada jamaahnya agar segera menyiapkan pelunasan kedua ke BPKHnya.

Sedangkan untuk kuota tambahannya dirinya belum mengetahui berapa persen yang akan dicadangkannya.

“Nanti akan ada kuota tambahan kita lihat berapa persen yang akan dicadangkan. Nah itu akan kita siapkan lagi, agar mereka siap untuk pelunasan kedua,” katanya.

Dalam kegiatan tersebut banyak pertanyaan yang dilontarkan para jamaah terkait kenaikan harga tahun 2020 lalu, dimana para jamaah yang sudah melunasi pelunasan kedua, dan mereka ternyata tidak bisa diberangkatkan. Padahal kenyataannya bahkan bukan hanya mereka yang gagal berangkat, namun seluruh jamaah semua tidak bisa berangkat walau mereka merasa sudah melunasi.

Syam membeberkan, sebelumnya Patuna Travel waktu itu memiliki paket yang seharga $ 8.500 s/d. $ 9.000, mendekati munimum harga haji khusus, ternyata yang terjadi sekarang saat ini sudah mencapai $ 12.950 hampir mencapai $ 13.000. Dikarenakan kondisinya yang tidak memungkinkan pada tahun itu, jangankan kenaikan harga. Untuk bisa dapetin hotel yang diinginkanpun susah. Dikarenakan persaingannya begitu banyak.

“Bukan hanya persaingan di negara Indonesia saja. Tetapi juga persaingan antar negara – negara di dunia yang memang mengirim jamaah haji,” bebernya.

Sebagai ketua asosiasi yang juga sebagai pengurus Patuna, dirinya diminta oleh Kementerian Agama agar selalu bersiap diri, dan dirinyapun siap menunggu MKAnya. Dirinya meminta kepada Kemendag agar segera menyelesaikan urusan haji regulernya.
Sehingga tidak bisa terpisahkan KMA untuk haji khusus dengan KMA untuk haji reguler agar tidak salah pengertian,” pintanya.

Pada dasarnya lanjut Syam, tahun ini masih lebih lambat dibandingkan tahun normal, pengumuman haji itu sendiri. Kenapa demikian karena selama haji normal tidak pernah ada penundaan haji atau pengumuman haji.

“Biasanya sinkronisasi itu dimulai pada bulan november. Tahun ini sudah. Tapi pengumuman hajinya itukan setelah sinkronisasi, jadi balap – balapan,” pungkasnya.(BR/Arn)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Bisnis