Bisnis
Sejalan dengan Mayoritas Pergerakan Mata Uang Asia, Rupiah Melemah 0,2 Persen ke Rp15.183

BISNISREVIEW.COM – Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (27/3/2023) pagi. Pukul 9.15 WIB, kurs rupiah melemah 0,2% ke Rp 15.183 per dolar AS dari posisi akhir pekan lalu Rp 15.153 per dolar AS.
Pelemahan nilai tukar rupiah pagi ini sejalan dengan mayoritas pergerakan mata uang Asia. Menurut data Bloomberg, hanya dolar Hong Kong yang pagi ini menguat terhadap the greenback.
Sementara won Korea memimpin pelemahan sebesar 0,73%. Pelemahan won diikuti oleh dolar Taiwan, peso Filipina, yuan China, rupiah, baht Thailand, dolar Singapura, yen Jepang, dan ringgit Malaysia.
Padahal, indeks dolar pagi ini pun melemah tipis 0,03% ke 103,08. Indeks yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ini cenderung stabil dalam sepekan terakhir.
Jumat pekan lalu nilai tukar rupiah menguat tajam. Penyebab penguatan tajam rupiah pada Jumat pekan lalu yakni pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed). Pada Kamis (23/3/2023) dini hari waktu Indonesia, The Fed di bawah pimpinan Jerome Powell kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,75% – 5%.
Dengan demikian dalam satu tahun terakhir The Fed total menaikkan suku bunga sebanyak 9 kali sebesar 475 basis poin. Ke depannya, bank sentral paling powerful di dunia ini melihat rilis data-data ekonomi terbaru akan menentukan akan suku bunga perlu dinaikkan lagi atau tidak.
“Komite pembuat kebijakan akan melihat informasi terbaru dan menilai implikasinya untuk menentukan kebijakan moneter,” tulis pernyataan The Fed setelah mengumumkan kenaikan suku bunga.
Powell menyoroti kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) membuat likuiditas perbankan menjadi lebih ketat, sehingga The Fed yang sebelumnya terlihat akan kembali agresif menaikkan suku bunga mengendurkan langkah tersebut.(BR/Arum)
