Pertanian
Untuk Sosialisasi Sagu Lebih Luas, Koperasi Tasmin Asia Galilea Siap Gelar Expo Sagu Internasional

BISNISREVIEW.COM – Koperasi Tasmin Asia Galilea terus mensosialisasi makanan olahan sagu lebih luas, baik dalam negeri maupun dunia Internasional.
Dengan demikian, Koperasi besutan Parlindungan Harahap itu siap menggelar Expo Sagu Internasional 2023, bertempat di Bogor bulan Juni mendatang.
Pria yang akrab disapa Opung itu mengaku, pihaknya telah bekerja keras dan kompak selalu dalam mensukseskan acara Expo Sagu Internasional.
“Kami sudah bekerja untuk persiapan acara ini, dan Alhamdulillah mendapat dukungan dari banyak pihak,” kata Opung kepada Bisnisreview.com, Minggu (22/1/2023).
Menurut Opung, rencana kegiatan Expo Sagu Internasional ini telah dipersiapkan panitia 70 persen. Jadi, tambah dia, tinggal 30 persen lagi mencapai 100 persen.
“Panitia yang kami rekrut ini memang benar-benar memiliki pengalaman berorganisasi sehingga bisa menjalankan tugasnya sevara profesional,” tandasnya.
Agenda Expo Sagu Internasional ini Sagu ini merupakan ajang promosi sekaligus menjadi wadah
dalam hal mempromosikan Sagu yang merupakan makanan yang padat gizi dan berkarbohidrat tunggi.
“Kami berharap agenda ini dapat
memberikan angin segar dan peluang agar pengusaha mikro yang selama mengandalkan bahan sagu untuk menopang kehidupan keluarga lebih diperhatikan,” harap Opung.
Bicara soal sagu lebih jauh, Prof. HM Bintoro, Guru Besar Departemen Agronomi dan Holtikultura Institut Pertanian Bogor (IPB) dan juga Ketua Umum Masyarakat Sagu Indonesia (MASSI) mengatakan, Tanaman Sagu (Metroxylon sagu) layak dipilih sebagai sumber pangan karbohidrat alternatif guna mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi beras.
“Tepung sagu juga dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan makanan yang lebih modern. Sagu sangat pas untuk meningkatkan energi tubuh manusia,” jelas Bintoro seperti dikutip dari tulisannya.
Melihat potensi sagu yang dapat mendukung ketahanan pangan, menurut Bintoro, kebijakan pembangunan pertanian seyogyanya didasarkan pada kearifan lokal masing-masing daerah dengan mengoptimalkan pengembangan potensi hayati lokal.
“Kekuatan utama menuju dan mengakselerasi pembangunan terwujudnya kemandirian pangan di daerah terletak pada keberpihakan kebijakan terhadap pemanfaatan dan pengembangan komoditas unggulan kearifan lokal daerah,” terangnya. (BR/Arum)
